Senin, 24 September 2012

Asesmen Pendidikan

A. Pengertian Asesmen Menurut Para Ahli 
  • Asesmen adalah proses sistematika dalam mengumpulkan data seseorang anak yang berfungsi untuk melihat kemampuan dan kesulitan yang dihadapi seseorang saat itu, sebagai bahan untuk menentukan apa yang sesungguhnya dibutuhkan. (James A. Mc. Lounghlin dan Rena B Lewis).
  • Asesmen adalah proses yang sistimatis dalam mengumpulkan data seseorang anak yang berfungsi untuk melihat kemampuan dan kesulitan yang dihadapi seseorang saat itu. Mengumpulkan informasi yang relevan, sebagai bahan untuk menentukan apa yang sesungguhnya dibutuhkan, dan menerapkan seluruh proses pembuatan keputusan tersebut (Mcloughlin dan Lewis, 1986:3; Rochyadi & Alimin 2003:44; Sodiq, 1996; Fallen dan Umansky, 1988 dalam Sunardi dan Sunaryo, 2006:80). 
  • Asesmen adalah meliputi kegiatan mengidentifikasi masalah dan menyeleksi target intervensi; memilih dan mendesain program treatmen; mengukur dampak treatmen yang diberikan secara terus menerus; mengevaluasi hasil-hasil umum dan ketepatan dari terapi. (Bomstein dan Kazdin, 1985).
  • Asesmen didefinisikan sebagai proses pengumpulan informasi tentang seseorang anak yang akan digunakan untuk membuat pertimbangan dan keputusan yang berhubungan dengan keadaan anak. (Lenner, 1988). 
  • Asesmen adalah suatu penilaian yang komprehensif dan melibatkan anggota tim untuk mengetahui kelemahan dan kekuatan yang mana hasil keputusannya dapat digunakan untuk layanan pendidikan yang dibutuhkan anak sebagai dasar untuk menyusun suatu rancangan pembelajaran. (Robert M Smith, 2002).
  • Asesmen adalah proses pengumpulan informasi untuk mendapatkan profil psikologis anak yang meliputi gejala dan intensitasnya, kendala-kendala yang dialami kelebihan dan kelemahannya, serta peran penting yang dibutuhkan anak. (Lidz, 2003).
  • Asesmen merupakan istilah umum yang berhubungan dengan proses pengumpulan informasi untuk tujuan pengambilan keputusan. (McLEan, Wolery, dan Bailey (2004 dalam Rahardja, Dajdja, 2006:14). 
Jika kita meneliti pengertian asesmen dari para ahli tersebut, maka ada beberapa kesamaan yakni adanya proses mengumpulkan informasi mengenai anak untuk kemudian dicari tahu tentang kebutuhannya. Sehingga saya menarik kesimpulan dan mengaitkannya bahwa asesmen adalah “proses mengumpulkan data atau informasi untuk dapat mengukur dan menilai kemampuan atau kelebihan serta kesulitan atau kelemahan yang akan diseleksi pada diri anak sehingga mengetahui apa yang dibutuhkan anak dalam perkembangannya”.

Namun yang harus diketahui bahwa sebelum melakukan kegiatan asesmen kita harus melakukan identifikasi kepada anak, untuk menemu kenali atau mengenal, menandai sesuatu apakah anak mempunyai kelainan atau masalah. 

B. Identifikasi 
Dalam menasesmen anak, identifikasi sangat dikenal sebagai proses penjaringan, dan asesmen itu sendiri dikenal dengan proses penyaringan. Proses penjaringan artinya menandai anak-anak yang memenuhi indikator-indikator permasalahan atau kelainan, sehingga identifikasi itu mencakup atau bersifat secara universal atau global. Identifikasi juga dikenal sebagai proses pendeteksian dini. Lain halnya dengan proses penyaringan yang merupakan suatu hal yang lebih spesifik atau partikular, sehingga benar-benar dapat menghasilkan informasi yang lebih ketat seleksinya. 

Sehingga bisa dikatakan identifikasi merupakan langkah awal sebelum menuju ke tahap asesmen. Hal ini sejalan dengan pendapat Wardani(1995) dalam Munawir Yusuf,M,Psi) , identifikasi merupakan langkah awal dan sangat penting untuk menandai munculnya kelainan atau kesulitan pada anak bekebutuhan khusus. Lalu apa yang diidentifikasi pada anak yang akan diasesmen..??. umumnya identifikasi dalam asesmen itu yang dicatat adalah terkait dengan karakteristik fisik, perilaku, dan keluhan. 

Dari hasil identifikasi itu maka akan diseleksi kembali dengan proses asesmen melalui instrumen yang berlaku pada asesment untuk mencari tahu proses perkembangan dan pertumbuhan anak apakah sudah mencapai tujan belajarnya. 

C. Tujuan Asesmen 
Menurut Salvia dan Ysseldyke seperti dikutip oleh Lerner (1988:54) dalam Dr.Mulyono Abdurrahman (1995), dalam kaitannya dengan upaya penanggulangan kesulitan belajar, asesmen dilakukan untuk lima keperluan, yaitu untuk (1) penyaringan (screening ), (2) pengalihtanganan (referral), (3) klasifikasi (classification), (4) perencanaan pembelajaran ( instructional planning), dan (5) pemantauan kemajuan belajar (monitoring pupil progress).
  • Screening/penyaringan : Untuk mengidentifikasi anak-amak yang memiliki kebutuhan khusus.
  • Diagnosis : Untuk menentukan jenis dan berat/ringannya kebutuhan khusus.
  • Perencanaan program
  • Penempatan
  • Grading/Penilaian
  • Evaluation
  • Prediction : Untuk memperkirakan potensi atau kinerja anak atau kelompok anak dimasa datang.
  • Guidance : Dapat digunakan untuk bimbingan sehubungan karir. 
D. Pendekatan Asesmen 
Asesmen ini dapat dilakukan dengan dua pendekatan cara, yaitu dengan asesmen formal dan asesmen informal. Asesmen formal adalah asesmen dengan menggunakan tes standar atau tes baku yang sudah disusun sedemikian rupa oleh para ahli sehingga memiliki standar tertentu, sedangkan tes informal adalah penilaian dengan menganalisis hasil pekerjaan siswa atau dengan tes buatan guru (McLoughlin dan Lewis, 1986; Mercer dan Mercer, 1989; Abdurrahman, W., 2003:265; Wardani, 2007:8.25 ). 
  • Asesmen Formal 
Asesmen formal adalah asesmen standar atau asesmen yang menggunakan instrumen baku, misalnya WISC (tes kecerdasan), PMC, Basal Reading Tes Minosetta, dll. Instrumen tersebut telah mengalami standarisasi melalui eksperimen yang ketat dengan jumlah sampel yang sangat banyak.
  • Asesmen Informal 
Asesmen informal adalah asesmen yang dibuat dan dikembangkan oleh guru berdasarkan aspek-aspek perkembangan atau kurikulum yang berkaitan dengan kemampuan belajar anak. Misalnya wawancara, observasi, skala atau ranting skale, cheklist, dll.

1 komentar:

Popular Posts