Rabu, 07 November 2012

5 + 3 = -2 (Ustaz Yusuf Mansur)

Apa yang aneh dari matematika di atas? bagaimana mungkin 5 + 3 hasilnya jadi minus 2? bukankah seharusnya 8? betul, kalo jadi 8, itulah matematika manusia. Matematika yang biasa saja. Ada matematika lain yang seharusnya kita kenal. Yakni, matematika halal haram. 

Jika pendapatan saudara yang terdiri atas gaji, hono, dan pemasukan lainnya senilai Rp 3 juta, lalu masuk yang haram 5 juta, sesungguhnya ia bukan bertambah. Tapi minus, yakni minus Rp 2 juta. Bila tiap bulan minus Rp 2 juta, maka dalam setahun akan menjadi minus Rp 24 juta. Dan, kalau terus-terusan minus Rp 2 juta maka selama 10 tahun  menjadi Rp 240 juta. Sebuah angka yang sangat besar.

Mengapa nggak ketanggep? apakah nggak ada yang berani? itu belum dihitung dari minus minus lain dari perbuatan kita; shalat yang nanti-nanti, lisan yang suka berbohong, pikiran yang suka kotor, dan hari yang kerap dengki. Tabungan keburukan kita bisa-bisa jauh lebih banyak ketimbang kebaikan. Ketidakseimbangan ini pada kemudian hari pasti akan menimbulkan banyak kekacauan dan bencana buat dirinya, kehidupannya, rumah tangganya, dan sekelilingnya. 

Kalau Allah menarik kembali yang minus tadi dalam bentuk rupiah, aset, harta benda, masih tak mengapa. Misalnya, Rp 24 juta itu (setahun) jadi motor. Motor itu dipakai sama anak, tiba-tiba terjadi kecelakaan. Lalu motornya hancur, tapi anak tak terluka, selamat. Maka itu benar-benar karena kebaikan Allah. Allah hanya mengambil impas saja. Tapi, siapa yang melakukan matatikan haram, lalu apakah dosanya impas? Apakah setara saja dengan Rp 24 juta tadi? Nggak, sebab, akan dihitung semua kelakuan yang menyertainya. Dosa langkah kaki, dosa tangan, dosa mata, dan lainya. Semua belum selesai di dunia ini diperhitung di akhirat nanti.

Manusia sekarang memang tidak memikirkan tentang akhirat. Sebab, tidak tahu, tidak belajar, tidak paham, atau memang sudah mati rasa. Nah saya tadi bilang, kalau diambil lagi harta halal haram, masih tak apa. Yang masalah, kalau sejak di dunia ini Allah mengambila dengan cara lain. Yang diambil adalah anaknya, misalnya.

Motor yang kecelakaan itu tidak apa-apa, justru anak yang meninggal ! Itu adalah siksaan tersendiri buat mereka-mereka yang sadar bahwa motor itu motor haram, yang mengantarkan pada hilangnya nyawa anak. Benar-benar hati yang mati yang sudah dicabut rasa jadi ada rasa sesal. Allah jahatkah? pembahasannya nanti. Saya cicil. Insya Allah.

Oke lah motor sama anak tidak diambil. Tapi Allah konversi menjadi penyakit? Minus 24 juta dalam setahun, itu setara dengan serangan jantung pertama. Yang kalau diteruskan jantungnya bisa bermasalah beneran. Tulisan ini buat intropeksi saya dan mereka yang mau intropeksi.

Sekarang bayangkan jika minusnya miliaran ? jika harta sudah tidak sanggup membanyak minusnya sebab sudah menggelembung dan membesar. Maka, efeknya akan kemana-mana. Galaulah jadinya dan hilang ketenangannya. Apalagi, kalau sampai kematian telah tiba tanpa sempat bertaubat? Maka, akan semakin berbahaya. Wallahu a'lam.

sumber : koran republika

0 komentar:

Posting Komentar

Popular Posts